Perkembangan kepribadian “self”
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat
bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang
masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap
berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan
pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda–beda
tergantung pada pengalaman–pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini
disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari
lapangan fenomenal tersebut. Perkembangan Kepribadian Konsep diri (self
concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari
dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman.
Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan
dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan
“apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“.
Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang
berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini
terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk
menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers
mengenalkan 2 konsep lagi yaitu: 1. Incongruence Incongruence adalah
ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin. 2. Congruence Congruence berarti situasi
dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang
utuh, integral, dan sejati. Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya
incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada
anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut
berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang
dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih
sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan
congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang
kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah
perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah
Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka
terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan
mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka.
Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat
gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus
menerus. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi
oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut
need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Positive regard
• Jika individu menerima
cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya
Teori Kepribadian Carl R. Rogers Halaman 4 (unconditional positive regard)
dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi
sepenuhnya.
• Jika tidak terpenuhi,
maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional
positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang
dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.
Rogers mengemukakan
lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
1. Keterbukaan pada pengalaman Bahwa seseorang tidak
bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima
pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam
membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapanungkapan baru.
2. Kehidupan eksistensial Orang yang tidak mudah
berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena
kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
3. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar,
merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang
lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. 4.
Perasaan bebas Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami
kebebasan untuk memilih dan bertindak. 5. Kreativitas Seorang yang kreatif
bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif,
serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara
yang memuaskan.
Sumber :
Alwisol, (2009). Psikologi Kepribadian.UMM Press:
Malang
file:///C:/Users/mey/Downloads/Materi%2009%20-%20TeoriKepribadianCarlRogers.pdf diakses pada kamis, 19 maret 2015 pukul 21:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar