Judul : Pengaruh Job Enrichment terhadap Employee Engagement melalui Psychological Meaningfulness sebagai Mediator
Penulisan Jurnal : Flavia
Norpina Sungkit & IJK Sito Meiyanto
Volume
: 1
No : 01
Tahun
: 2015
Hal : 61-73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penentu keberhasilan dan pencapaian
tujuan organisasi selalu berkaitan dengan sumber daya manusianya. Hal tersebut
membuat sikap kerja karyawan menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan oleH organisasi. Salah satu sikap kerja yang memberikan
kontribusi terbaik sebagai prediktor performansi organisasi ialah engagement.
Engagement merupakan ekspresi yang dikehendaki
seseorang berkaitan dengan perilaku tugasnya, yang menghubungkan
pekerjaannya dengan eksistensi personal (fisik, kognitif, dan emosional)
dan peran diri secara utuh.
Dimensi fisik, kognitif, dan emosional
merupakan energi yang mampu mendorong seseorang untuk bekerja secara optimal,
sedangkan peran diri tergambarkan melalui kondisi psikologis. Dimensi fisik,
kognitif, dan emosional diungkapkan melalui ekspresi diri yang menunjukkan
identitas, pemikiran, dan perasaan sesungguhnya (Kahn, 1990). Shorbaji,
Messarra, dan Karkoulian (2011) mengungkapkan bahwa
engagement memang berkaitan dengan bagaimana seseorang mengevaluasi dirinya.
B. Rumusan Masalah
menguji pengaruh job
enrichment terhadap employee engagement melalui psychological
meaningfulness sebagai mediator.
C. Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh job enrichment
terhadap employee engagement melalui psychological meaningfulness sebagai
mediator.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Markos dan Sridevi
(2010) mengemukakan bahwa employee engagement menjadi kunci untuk meningkatkan
performansi organisasi sehingga employee engagement merupakan proses dua arah
antara karya- wan dan organisasi. Retensi, produktivi- tas, dan loyalitas ialah
contoh berbagai hal yang menentukan employee engagement, yang kemudian juga
berpengaruh terha- dap performansi organisasi. Sahoo dan Sahu (2009)
menggambarkan tentang pen- tingnya employee engagement dalam pengembangan
organisasi. Employee enga- gement yang baik mampu membawa organisasi menuju
keberhasilan karena kemajuan organisasi saat ini bergantung pada kreativitas
sumber daya manusianya. Van Rooy, Whitman, Hart, dan
Caleo (2011) mengungkapkan bahwa kurangnya employee engagement dapat
berpengaruh terhadap proses bisnis organisasi, yang kemudian juga mengakibatkan
turunnya performansi organisasi. Robertson, Birch, dan Cooper
(2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa produktivitas organi- sasi mampu
diprediksi dengan baik oleh kombinasi antara employee engagement dan
psychological well-being. Employee engage- ment juga dinyatakan sebagai salah
satu prediktor terbaik bagi performansi (Dalal, dkk., 2012).
Kondisi psikologis yang
memengaruhi seseorang ketika mengalami engage ialah psychological
meaningfulness, availability, dan safety. Ketiga kondisi tersebut membentuk
bagaimana seseorang melakukan perannya sebagai karyawan.
Kahn (1990) mendeskripsikan psycho- logical meaningfulness
sebagai perasaan yang diterima dari hasil
penggunaan energi fisik, kognitif, maupun emosional. Seseorang merasa dirinya
bermakna apa- bila ia berguna dan berharga bagi organi- sasinya. Sebaliknya,
kurangnya kebermak- naan terhadap pekerjaan membentuk perasaan kurang
diharapkan sehingga peran didalam pekerjaan juga
kurang dapat dikembangkan.
Job enrichment merupakan desain
pekerjaan yang melibatkan sejumlah variasi isi pekerjaan, tingkat pengetahuan
dan keahlian yang lebih tinggi, tanggung jawab dan
otonomi yang lebih besar untuk merencanakan, mengarahkan, dan me- ngontrol
pekerjaan. Pekerjaan yang telah mengalami job enrichment menyediakan
kesempatan bagi pekerjanya untuk mengembangkan diri dan merasa bermak- na
(Monczka & Reif, 1986). Selain itu, job enrichment juga membuat pekerja
memiliki loyalitas terhadap organisasi (Niehoff, Moorman, Blakely, &
Fuller, 2001). Hackman, Oldham, Janson, dan Purdy (1975) mengungkapkan bahwa
job enrich- ment didasari oleh lima dimensi pekerjaan, meliputi skill variety,
task identity, task signi- ficant, autonomy, dan feedback from the job
itself. Skill variety menggambarkan pekerjaan yang memerlukan
variasi aktivitas, task identity menggambarkan penyelesaian
pekerjaan yang melibatkan semua tahap pekerjaan, task significant menggambarkan
implikasi pekerjaan terhadap lingkungan luar, autonomy menjelaskan
tingkat kebe- basan pekerja untuk mengatur pelaksa- naan pekerjaannya,
dan feedback from the job itself menjelaskan umpan
balik yang diberikan pekerjaan terhadap performansi pekerjanya. Terpenuhinya
kelima dimensi tersebut menunjukkan bahwa sebuah pekerjaan telah mengalami
pengayaan.
Oleh karena itu,
hipotesis yang diaju- kan dalam penelitian ini adalah job enrichment mampu
berpengaruh positif terhadap employee engagement melalui peningkatan
psychological meaningfulness sebagai mediator.
BAB III
METODOLOGI
A. Pendekatan
Pengumpulan data yang menggunakan survei
melalui self-reports
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah seluruh karyawan
tetap di sebuah perusahaan properti industri yang berjumlah 163
karyawan. Penentuan subjek penelitian melibatkan
seluruh anggota populasi sehingga peneliti tidak
menggunakan teknik sampling. Karyawan yang berpartisipasi sebagai
subjek penelitian berasal dari berbagai level
jabatan, meliputi General Manager, Kepala Divisi, Kepala Dinas, Kepala Seksi,
dan Foreman. Selain itu, subjek penelitian juga berasal dari berbagai divisi,
meliputi divisi Pemasaran, SDM, Perbendaharaan, Akuntansi, Satuan
Pengawasan Intern, Hukum dan Perizinan, Keamanan dan K3LH, Perencanaan Teknik,
Logistik, Unit Otonom Hotel, Pengawasan Pembangun- an, Perkantoran dan
Pergudangan, Corpo- rate Communication, System and Performance Management, Land
Development, Land Operational, serta Sport Centre.
Rentang usia subjek penelitian ialah 21–56 tahun dengan rentang lama bekerja
1–30 tahun dan tingkat pendidikan SMA, D1, D2, D3, S1, serta S2. Jumlah
subjek laki-laki ialah 92 orang dan jumlah subjek
perempuan ialah 20 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan penerjemahan skala dari
Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia berdasarkan teori yang diacu, kemudian
melakukan try out untuk mengukur reliabilitas dan
seleksi aitem skala yang diadaptasi maupun skala yang disusun oleh peneliti.
Peneliti melakukan try out terhadap karya- wan di perusahaan yang bergerak di
bidang jasa serupa dengan perusahaan target. Jumlah subjek try out ialah 69
karyawan.
D. Analisis Data
Analisis regresi dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama merupakan analisis regresi variabel job enrichment terhadap
employee engagement. Tahap kedua dilakukan dengan ana- lisis regresi pada job
enrichment terhadap psychological meaningfulness. Tahap ketiga merupakan
analisis regresi variabel job enrichment dan psycho- logical meaningfulness
terhadap employee engagement.
Menurut kelompok kami,
hasil penelitian dalam jurnal ini sudah cukup baik namun masih cenderung
subjektif terutama dalam penilaian pengaturan kerja karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar