Untuk membangun sistem informasi psikologi, kita perlu menyiapkan kebutuhan untuk elemen sistem dan karakter sistem yang akan dibangun.
1. Elemen
Sistem
Elemen sistem adalah
suatu bagian terkecil sistem yang dapat saling berhubungan dan terbentuk
sehingga mampu untuk di identifikasi.
a) Tujuan
Digunakan oleh
mekanisme pengendali untuk membandingkan sinyal umpan balik, dan mengarahkan
sinyal pada elemen input bilsa sistem operasi perli dirubah
b) Mekanisme
Kontrol
Memantau
transformasi, meyakinkan sistem bahwa tujuan tercapai. Dihubungkan pada arus
sumberdaya dengan memakai suatu feedback
loop (lingkaran umpan balik)
c) Input
Mengalir
melalui elemen transformasi, diubah menjadi sumberdaya output
d) Proses
Mentransformasikan
inpput menjadi output
e) Output
pertimbangan
utama dalam elemen sistem dan hasil perubahan input melalui elemen transformasi.
2. Karakteristik
sistem
a) Memilki
komponen
Suatu sistem terdiri
dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan (Jogianto, 2005).
b) Memiliki
Batasan
Daerah yang membatasi
antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut (Jogianto, 2005).
c) Memiliki
Lingkungan
Apapun diluar batas
sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa
energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara,
sedang lingkungna luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan. Kalau tidak
maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem (Jogianto, 2005).
d) Memiliki
Interface
Media penghubung antara
satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang
lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem
yang lainnya membentuk satu kesatuan (Jogianto, 2005).
e) Memiliki
Input
Energi yang masuk ke dalam
sistem, masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance
input adalah energi yang dimasukan supaya dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi
informasi (Jogianto, 2005).
f) Memiliki
Output
Hasil dari energi yang
diolah dan diklafikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang
tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah
keluaran yang dibutuhkan (Jogianto, 2005).
g) Memiliki
Pengolah
Suatu sistem dapat
mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan
yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi (Jogianto, 2005).
h) Memiliki
Sasaran atau Tujuan
Sebuah sistem sudah
tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan. Dengan adanya sasaran sistem, maka kita
dapat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran apa yang akan
dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan berhasil apabila mencapai/mengenai
sasaran atau pun tujuan (Jogianto, 2005).
3. Model
sistem informasi psikologi
Sistem informasi
psikologi sendiri adalah suatu sistem yang terdiri kombinasi dari manusia,
fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku
terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi
pada manusia sehingga data tersebut dapat diolah menjadi informasi yang dapat
digunakan untuk tujuan tertentu.
E-Counseling
merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi teknologi informasi dalam bidang
Psikologi. Internet menawarkan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu
media komunikasi yang baru, diamana melalui media tersebut mereka dapat
memberikan intervensi psikoterapi, itulah ang disebut dengan E-Counseling atau
E-mail counseling. Melalui internet, proses terapi dilakukan kemudian menyusun
rencana dalam melakukan intervensi
psikologi secara face toface. Fungsi e-counseling yakni memudahkan dan membantu
terapis untuk mengumpulkan data terkait dengan klien sebelum akhirnya klien
sepakat untuk bertemu secara langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya.
Daftar
Pustaka
dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-teknik.pdf
(diakses 29 oktober 2016, pukul 19.00 WIB)
Jogiyanto. 2005.
Analisis & Desain Sistem
Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi