Rabu, 26 November 2014

Analisis Fenomena di Media Sosial (Bullying) Terhadap Seseorang

Baru - baru ini ada berita yang mengejutkan dari jagad media sosial setelah pelantikan Presiden tahun 2014-2018. Pelaku yang bernamaMuhammad Arsyad Assegaf als MA melakukan tindak pidana. Pelaku memposting tindak pembullyan yang diarahkan kepada Jokowi di akun facebooknya pada masa kampanye 2014. Pelaku yang berlatarbelakang pekerja pembuat tusuk sate ini, ikut - ikutan bergabung dalam suatu grup di salah satu media social ini yang saling membully capres – capres yang ada. Pelaku ditangkap di salah satu warnet yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Kejadian tersebut membuat ibu pelaku shock melihat anaknya di bawa ke kantor polisi. Singkatnya ibu pelaku memohon pembebasan kepada anaknya dengan bersimpuh, akhirnya pelaku dibebaskan atas ijin Jokowi yang sudah memaafkannya.

Dalam sudut pandang psikologi, orang yang membully biasanya memiliki motif tertentu, yaitu rasa cemas atau rendah diri. Maka dari itu ia melakukan bullying untuk menutupi kekurangannya tersebut. Orang yang membully juga memiliki karakteristik agresif.
Ada banyak tipe pembully yaitu pembully yang hanya main-main, menggoda dengan mengejek tanpa bermaksud menyakiti. Ada juga tipe pembully yang motifnya dari rasa "caper". Dengan mengolok-olok seseorang, dia menjadi pusat perhatian. Ada juga tipe pembully yang hanya ikut-ikutan atau mencari aman. Mungkin melihat grup tertentu melakukan bullying dan merasa keren, ia bergabung dengan mereka untuk membully seseorang.
Dilihat dari tipe-tipe tersebut, menurut saya MA adalah pembully yang ikut-ikutan atau mencari aman.
Dari hukuman yang di dapat oleh MA yaitu sanksi sosial, menurut saya pantas. Karena dengan adanya hukuman berupa sanksi sosial. Maka dari itu mari bersatu untuk STOP BULLYING !!!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar