Kamis, 14 November 2013

AMPAS TAHU


AMPAS TAHU
Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein yang bahan dasarnya kacang kedelai (Glycine max Merr) yang dimana sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar produk tahu di Indonesia di hasilkan oleh industry  skala kecil yang kebanyakan terdapat di Pulau Jawa. Industri tersebut berkembang pesat sejalan dengan bertambahnya penduduk. Namun disisi lain industry ini menghasilkan banyak limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Kegiatan industri tahu di Indonesia mendominasi oleh usaha- usaha skala kecil yang dimana daya modalnya terbatas. Yang sumber daya manusianya bertaraf pendidikan yang relatif rendah, serta belum bnayak yang melakukan pengolahan limbah. Industri tahu dalam proses pengolahanya menghasilkan limbah baik padat maupun cair. Limbah padat yang dihasilkan dari proses tersebut yakni kebanyakan pengrajin dan penjual di jadikanya tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi roti kering dan cake. Sedangkan limbah cairnya di hasilakan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu itu sendiri. Oleh karena itu limbah cair yang di hasilkan sangat tinggi. Sehingga suatu industri membutuhkan atau memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diterapkanya system pengolah limbah secara  kombinasi untuk menurunkan kadar konsentrasi air limbah tahu itu sendiri. Sehingga jika di buang tidak menyebabkan bau dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Maka saat ini sedang dikembangkan pemanfaatan biogas dari hasil pengolahan limbah cair tahu dengan system anaerob. Jadi setiap bahan organik bila tertampung dalam bak penampungan akan mengalami perombakan secara alami ( fermentasi ). Proses ini lebih cepat bila bak penmapungan di buat kedap udara. Selain menghasilkan cairan yang tidak berbau lagi, biogas yang di hasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar untuk kompor masak dan lampu penerangan. Ini sangat bernilai ekonomis bagi masyarakat yang hidup di wilayah pedesaan.
Pengolahn limbah yang sudah ada tersebut, tentunya harus di kelola dengan baik dan di pelihara secara rutin. Ini juga memerlukan bantuan dari berbagai pihak terkait perindustrian ini. Hal ini penting supaya proses pengolahan limbah tetap berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang baik. Dari berbgai pengolahan limbah yang ada maka akan dilakukannya kajian untuk mengatasi limbah ini agar dampaknya tidak ada kerugian terhadap masyarakat dan lingkungan. Dan dari tadi kita membahas limbah, kita belum mengetahui definisi limbah itu apa, sumber limbah itu berasal darimana saja, dan senyawa apa saja yang terdapat dalam limbah secara umum. Disini saya memberikan penjelasan mengenai limbah itu sendiri.
Limbah itu merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Baik limbah produksi besar maupun limbah rumah tangga itu sendiri. Dilihat dari perkembanganya, jaman dahulu manusia menggunakan bahan-bahan alami untuk melalukan kegiatan rumah tangga, kita ambil contoh yaitu jaman dahulu menggunakan jeruk nipis, sabut kelapa dan masih banyak lagi. Untuk membersihkan kotoran yang ada di piring atau di alat masak lainnya. Namun seiringnya jaman,  manusia lebih menyukai menggunakan sabun pembersih yang dimana meningkatkan jumlah limbah rumah tangga yang besar.
Limbah sendiri dikelompokkan menjadi tiga, yakni:
1.  Berdasarkan wujudnya, di lihat dari fisik limbah tersebut. Contohnya limbah padat, disebut limbah padat karena memang fisiknya berupa padat, sedangkan limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula dengan limbah gas,

2.  Berdasarkan sumbernya, limbah di lihat darimana sumber limbah itu di hasilkan. Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari:

·       Limbah Industry : limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industry,
·       Limbah Pertanian : limbah yang di timbulkan karena kegiatan pertanian.
·       Limbah Pertambangan : limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan.
·       Limbah Domestik : limbah yang bersal dari rumah tangga, pasar, restoran dan pemukiman –pemukiman penduduk yang lain.

3.  Berdasarkan senyawanya, dibagi menjadi dua yakni :
·       Limbah organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah di uraikan. Limbah organic ini banyak mengandung unsure karbon. Contohnya kita ambil dari kehidupan sehari – hari yaitu berupa kotoran manusia dan hewan.
·       Limbah anorganik, merupakan jenis limbah yang sangat sulit untuk di uraikan. Limbah seperti ini tidak mengandung unsure karbon di dalamnya. Contohnya kita ambil dari limbah anorganik yakni plastic dan baja.
Tempat Limbah atau ampas tahu di pedesaan biasanya digunakan sebagai campuran makanan ternak dan terbuang begitu saja. Tetapi di tangan dingin manusia sebuah limbah akan dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Limbah tahu yang berasal dari kedelai yang digiling dan dihaluskan dengan mesin, bisa juga diambil dari pabrik tahu. Biasanya, ampas tahu hanya dijual oleh pemilik pabrik tahu dan digunakan untuk bahan campuran makanan ternak. Namun siapa sangka limbah tahu dapat di jadikan makanan yang berupa nugget yang memiliki nilai gizi tinggi dan aman dikonsumsi anak-anak. Meski termasuk limbah tetapi ampas tahu masih mengandung protein dan karbohidrat. Sesudah digiling, ampas tahu yang sudah di pisahkan dengan airnya langsung di beri campuran bumbu dapur seperti bawang putih, tepung terigu, garam, telur, tepung roti dan sebagainya. Setelah tercampur adonan ampas tahu tadi di aduk hingga merata dan setelah itu di kukus kurang lebih selama lima belas menit. Jadilah nugget dari ampas tahu. Nugget limbah tahu ini tanpa bahan pengawet sehingga mampu bertahan empat hari jika disimpan di lemari es. Ini merupakan sebuah karya inovasi manusia yang sangat bermanfaat.

Selain dijadikan nugget, ampas tahu banyak dijadikan inovasi-inovasi yang menjadikan nilai ekonomi. Berikut pemanfaatan dari ampas tahu :

1.  Biogas
Biogas yang dimanfaatkan dari limbah tahu itu berupa gas metan yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Pengolahan limbah dari kapasitas produksi tahu sebanyak 2.100 kilogram per hari menghasilkan biogas sebanyak 63 meter kubik per hari. Jika kebutuhan energi untuk satu kepala keluarga sekitar dua meter kubik, dengan 63 meter kubik gas metan bisa dimanfaatkan untuk 32 kepala keluarga.
Apabila dihitung penghematan terhadap minyak tanah, satu meter kubik biogas setara dengan 0.62 meter kubik liter. Jadi, penghematan minyak tanah dengan adanya biogas mencapai 39 liter per hari.
Selain itu, pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 1438.5 kilogram per hari untuk gas metan sebesar 57.54 kilogram per hari. Pemanfaatan gas metan yang dihasilkan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak dan penerangan
Terserapnya emisi yang dihasilkan dari limbah tahu ini bisa menyebabkan penurunan beban pencemaran hingga 90 persen. Dengan memanfaatkan emisi yang dihasilkan limbah tahu cair, kita berarti sudah mengurangi efek gas rumah kaca.
2.  Untuk pakan ternak seperti sapi, kambing, bandeng, kelinci, babi, dan bebek. Karna mengandung gizi  serta banyak protein dan serat dalam ampas tahu sehingga ternak menjadi sehat.

3.  Selai
Mengolah limbah ampas tahu menjadi selai lezat yang bergizi dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Bila dulunya ampas tahu hanya dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak atau bahkan hanya dibuang menjadi limbah industri yang menimbulkan bau menyengat pada lingkungan sekitarnya.Selai itu sendiri mengandung karbohidrat,protein, isoflavon, dan serat yang cukup tinggi sehingga di percaya bisa menyehatkan pencernaan para konsumenya dan mampu mencegah gejala penuaan dini. Cara pembuatan yang cukup sederhana, karya ini diperoleh dari mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di jawa tengah. Sebuah inovasi yang cukup baik untuk menanggulangi masalah limbah ampas tahu.


4.  Abon ampas tahu
Abon ampas tahu yang dihasilkan dengan tiga perlakuan yaitu seratus persen abon ampas tahu, dua puluh lima persen abon nangka di tambah abon nangka di tambah tujuh puluh lima persen abon ampas tahu dan lima puluh persen abon nangka dan dilakukanya analisa proksimat untuk mengetahui kandungan gizi abon ampas tahu itu sendiri. Walaupun jarang terdengar abon ampas tahu ini di kalangan umum. Tetapi ini merupakan inovasi baru yang dapat mengurangi pencemaran limbah itu sendiri sehingga ampas tahu tidak terbuang sia-sia begitu saja.

5. Kecap ampas tahu
 BAHAN
1. Ampas tahu
2. Garam.
3. Laru tempe.
4. Bumbu-bumbu.
5. Tapioka.
 PERALATAN
1. Wadah perendam.
2. Pengukus
3. Wadah fermentasi.
4. Tampah
5. Kompor
6. Kain penyaring
7. Botol
8. Alat penutup botol.
 CARA PEMBUATAN
1. Penyiapan ampas tahu. Ampas tahu direndam dengan air bersih
selama 12 jam. Setelah itu bahan dipres dengan alat pres sehingga
airnya keluar. Ampas yang telah berkurang airnya dikukus selama
60 menit, kemudian didinginkan di atas tampah sampai suam-suam
kuku.
2. Fermentasi menjadi tempe gembus. Ampas ditaburi laru tempe (1
gram untuk 1 kg ampas), dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu
ampas dihamparkan di atas tampah setebal 2 cm dan ditutup
dengan daun pisang. Tampah diletakkan diatas para-para yang
terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung selama 4-5
hari sampai kapang cukup tebal menutupi tempe gembus.
3. Penjemuran tempe gembus. Tempe gembus dipotong-potong 0,5 x
0,5 x 0,5 cm, kemudian dijemur atau dikeringkandengan alat
pengering sampai kering (kadar air dibawah 12 %).
4. Penyiapan larutan garam 20%. Untuk mendapatkan 1 liter larutan
garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 200
gram ditambah dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk,
sampai volumenya menjadi 1 liter.
5. Fermentasi garam. Butiran tempe yang telah kering dimasukkan ke
dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan
3 liter larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah
perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari manakala langit
tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara
terbuka , dan penutup wadah dibuka.
6. Ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain
saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan
mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres
disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya
kecap mentah ditambah dengan air. Tiap 1 liter kecap mentah
ditambah dengan 1 liter air.
7. Penyiapan bumbu.
i. Keluwak, dan lengkuas digiling sampai halus,
ii. Gula merah disayat, kemudian digiling sampai halus, dan
iii. Sereh dipukul-pukul sampai memar.
8. Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap
dipindahkan ke panci, kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas,
sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih. Kecap
yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang
tertinggal di kain saring dibuang. Setelah itu, kecap ditambah
dengan gula merah diaduk-aduk sampai seluruh gula larut. Setiap
1 liter kecap ditambh dengan 750 gram gula merah. Kecap ini
disaring kembali.
9. Pengentalan. Kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung
tapioka.Setiap 1 liter kecap ditambah dengan 20 gram tapioka dan
diaduk sampai rata. Setelah itu kecap ini dipanaskan sampai
mendidih sambil diaduk-aduk.
10. Penambahan pengawet. Sebelum kecap diangkat dari api, natrium
benzoat ditambahkan sebanyak 1 gram untuk setiap 1 liter kecap.
11. Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol,
kemudian ditutup rapat dan diberi label.
 


Berdasarkan hal tersebut membuat bertambahnya nilai ekonomi di Indonesia bagi para pengusaha tahu dan masyarakat umum. Untuk memanfaatkan peluang tersebut di butuhkanya inovasi-inovasi baru yang tidak hanya ada dalam tulisan ini saja, melainkan harus lebih banyak lagi. Supaya mengurangi pencemaran lingkungan dan terciptanya lapangan pekerjaan. Dengan ini menambah wawasan dan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan limbah yang baik. Sehingga nantinya muncul ide-ide kreatif yang tidak hanya memanfaatkan limbah ampas tahu saja. Tapi masih banyak lagi, ide-ide yang kurang menunjang dalam segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga inovator – inovator yang belum terjamah tidak mampu berkembang karena terbatasnya teknologi. Mereka hanya dapat berkembang di daerah tempat tinggal mereka saja. Peran pemerintah seharusnya bisa membantu para inovator ini dalam mengembangkan suatu hasil karya yang tidak biasa saja. Karna di nilai dari hasil pembuatanya. Maka dari itu besar sekali peran pemerintah dalam membantu masyarakat yang mempunyai ide- ide cemerlang. Jadi di kemudian hari masyarakat dapat berpikir lebih, dalam menjaga lingkungan sekitarnya. Banyak hal positif yang diambil dari pemikiran – pemikiran para inovator tersebut dan di butuhkannya wujud penghargaan atas inovasi yang di buatnya. Dan menerapkanya hak cipta pada karya setiap inovator agar tidak ada copycat pada setiap karyanya. Di akhir kata sebelum terjadinya pencemaran limbah cair di sungai –sungai yang mengakibatkan banjir atas pengendapan banjir. Maka dari itu marilah kesadaran diri masing – masing setiap orang merubah pandangan dan tata cara hidup untuk menjadikan sehat di sekeliling anda. Dan terciptanya lingkungan sehat, bersih, dan aman sehingga terhindarnya dari bahaya penyakit – penyakit akibat pencemaran yang berada di sekitar lokasi tersebut. Supaya anak cucu kita bisa menikmati hidup yang sehat dan tentram. Ini merupakan suatu kewajiban masing – masing orang untuk menyadari cinta akan lingkungan di mulai dari hal terkecil yaitu jagalah dan cintailah lingkungan di sekitar tempat tinggalmu itu.
Sumber :
http://www.ciputraentrepreneurship.com/inovatif/bisnis-nugget-dari-olahan-ampas-tahu
http://www.gobooke.org/get_book
http://www.sobatbumi.com/inspirasi/view/278/Tips-pemanfaatan-air-limbah-pembuatan-tahu#sthash.jEOj2B9e.dpuf
http://www.miung.com/2013/06/pengertian-limbah-pengelompokan-limbah.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar