Self-directed
changes adalah perubahan diri kearah yang lebih baik walaupun kenyataan
hidup yang kurang mendukung perubahan tersebut.
Self Directed
Change meliliki beberapa tahapan, diantaranya :
a. Meningkatkan
Kontrol Diri.
Meningkatkan control
diri yaitu, Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana cara seseorang
mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya (Harlock). Biasanya berupa
perubahan besar dalam kebiasaan.
Contohnya: misalnya
seorang yang suka memakan makanan cepat saji ingin melepaskan dari kebiasaan
tersebut karna tidak baik untuk kesehatan.
b. Menetapkan
Tujuan
Saat kita sudah
memutuskan untuk melakukan perubahan diri, maka disaat itupun kita juga harus
sudah menetapkan apa tujuan dari perubahan yang kita lakukan.
Contoh: kita harus
menahan keinginan kita untuk memakan makan cepat saji mungkin kita bisa
menggantinya dengan makanan yang tampaknya sama tapi dibuat sendiri jadi lebih sehat
atau menggantinya dengan alternative makanan sehat lainnya.
c. Pencatatan
Perilaku
Pencatatan perilaku
maksudnya adalah kita mencatat hal apa saja yang bisa di rubah dari kebiasaan
kita dan hasil dari perubahan tersebut.
Contoh: misalnya jika
kita mempunyai kebiasaan memakan makanan cepat saji, catat hal-hal apa saja
yang mungkin mengganggu kita untuk tidak makan makanan cepat saji. Misalnya
dengan mengalihkan ke makanan yang sehat.
d. Menyaring
Anteseden Perilaku
Anteseden merupakan
peristiwa yang dialami saat ini namun peristiwa tersebut merupakan akibat dari
peristiwa sebelumnya. Menyaring anteseden
berguna untuk mereview apa saja perubahan yang telah kita lakukan dan apa saja
akibat yang telah kita terima dari perubahan tersebut.
Contoh: selain memakan
makanan cepat saji, misalnya kita sering meminum minuman keras. Lalu kita
tuliskan kebiasan tersebut untuk di ubah menjadi lebih baik. Dari situ mungkin
kita akan berpikir sebenarnya selama ini baik atau burukkah kebiasaan tersebut
untuk kesehatan kita.
e. Menyusun
Konsekuensi Yang Efektif
Jika kita sudah berhasil
mengontrol kondisi yang memicu kebiasaan kita, kita perlu meningkatkan
meningkatkan pengendalian diri, mengatur konsekuensi dari perilaku kita
sehingga orang lain dapat menerimanya.
f. Menerapkan
Pencana Intervenesi
Setelah melakukan penyusunan, kita dapat menerapkannya dalam
praktek perubahan diri. Apabila penyusunan yang dibuat benar-benar matang, hal
tersebut dapat mempermudah dalam melakukan penerapan pencana intervensi dan
dapat mencapai tujuan-tujuan yang kita mau.
Misalnya, menghitung
berapa pengeluaran dari membeli makanan cepat saji dalam sehari dari sebelum
menerapkan tahapan ini sampai sudah menerapkan tahap ini.
g. Evaluasi
Setelah melakukan enam
tahap diatas, evaluasi menjadi tahap akhir untuk melihat berapa besar kemajuan
yang sudah kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik. Pastikan setiap
tahapan terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang belum bisa terpenuhi lebih baik
kita mengulang tahapan-tahapan tersebut agar tujuan dapat tercapai dengan baik
dan mendapatkan hasil dari perubahan yang kita lakukan yang sesuai dengan
harapan.
Sumber :
Atwater, E., 1983, Psychology
of Adjustment, Personal Growth in a Changing Worls, 2nd Ed., Prentice Hall, New
Jersey
Gibbons Murice (2002)
The Self-Directed Learning Handbook
Goleman, Daniel
(1996) Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional).Jakarta: PT Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar