Rabu, 20 Mei 2015

Konsep dan Penerapan Self-Directed Changers

       
     Self-directed changes adalah perubahan diri kearah yang lebih baik walaupun kenyataan hidup yang kurang mendukung perubahan tersebut.

     Self Directed Change meliliki beberapa tahapan, diantaranya :


a. Meningkatkan Kontrol Diri.


   Meningkatkan control diri yaitu, Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana cara seseorang mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya (Harlock). Biasanya berupa perubahan besar dalam kebiasaan.
   
   Contohnya: misalnya seorang yang suka memakan makanan cepat saji ingin melepaskan dari kebiasaan tersebut karna tidak baik untuk kesehatan.



b. Menetapkan Tujuan


   Saat kita sudah memutuskan untuk melakukan perubahan diri, maka disaat itupun kita juga harus sudah menetapkan apa tujuan dari perubahan yang kita lakukan.

   Contoh: kita harus menahan keinginan kita untuk memakan makan cepat saji mungkin kita bisa menggantinya dengan makanan yang tampaknya sama tapi dibuat sendiri jadi lebih sehat atau menggantinya dengan alternative makanan sehat lainnya.


c. Pencatatan Perilaku
    


   Pencatatan perilaku maksudnya adalah kita mencatat hal apa saja yang bisa di rubah dari kebiasaan kita dan hasil dari perubahan tersebut.
   
   Contoh: misalnya jika kita mempunyai kebiasaan memakan makanan cepat saji, catat hal-hal apa saja yang mungkin mengganggu kita untuk tidak makan makanan cepat saji. Misalnya dengan mengalihkan ke makanan yang sehat.



d. Menyaring Anteseden Perilaku
  


  Anteseden merupakan peristiwa yang dialami saat ini namun peristiwa tersebut merupakan akibat dari peristiwa sebelumnya. Menyaring anteseden berguna untuk mereview apa saja perubahan yang telah kita lakukan dan apa saja akibat yang telah kita terima dari perubahan tersebut.

   Contoh: selain memakan makanan cepat saji, misalnya kita sering meminum minuman keras. Lalu kita tuliskan kebiasan tersebut untuk di ubah menjadi lebih baik. Dari situ mungkin kita akan berpikir sebenarnya selama ini baik atau burukkah kebiasaan tersebut untuk kesehatan kita.



e. Menyusun Konsekuensi Yang Efektif



  Jika kita sudah berhasil mengontrol kondisi yang memicu kebiasaan kita, kita perlu meningkatkan meningkatkan pengendalian diri, mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain dapat menerimanya.



 f. Menerapkan Pencana Intervenesi

   Setelah melakukan penyusunan, kita dapat menerapkannya dalam praktek perubahan diri. Apabila penyusunan yang dibuat benar-benar matang, hal tersebut dapat mempermudah dalam melakukan penerapan pencana intervensi dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang kita mau.

   Misalnya, menghitung berapa pengeluaran dari membeli makanan cepat saji dalam sehari dari sebelum menerapkan tahapan ini sampai sudah menerapkan tahap ini.



g. Evaluasi


   Setelah melakukan enam tahap diatas, evaluasi menjadi tahap akhir untuk melihat berapa besar kemajuan yang sudah kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik. Pastikan setiap tahapan terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang belum bisa terpenuhi lebih baik kita mengulang tahapan-tahapan tersebut agar tujuan dapat tercapai dengan baik dan mendapatkan hasil dari perubahan yang kita lakukan yang sesuai dengan harapan.



Sumber :
Atwater, E., 1983, Psychology of Adjustment, Personal Growth in a Changing Worls, 2nd Ed., Prentice Hall, New Jersey
Gibbons Murice (2002) The Self-Directed Learning Handbook
Goleman, Daniel (1996) Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional).Jakarta: PT Gramedia


Minggu, 10 Mei 2015

Pekerjaan dan Waktu Luang


A.   Penyesuaian Diri Dalam Pekerjaan

Pengertian

Lingkungan kerja merupakan faktor luar bagi manusia, baik bersifat fisik maupun nonfisik dalam suatu organisasi. Fieldman (1983) menyatakan bahwa antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif, dan lingkungan kerja mempengaruhi produktivitas kerja suatu organisasi. Pembentukan lingkungan kerja sangat terkait dengan kemampuan individu yang ada didalammya dan produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, biologis, fisiologis, mental, dan sosial ekonomi dari seorang individu yang bekerja (Sumamur, 1986). Jika terdapat kesesuaian dengan lingkungan kerja maka individu akan berusaha untuk mempertahankannya. Jika tidak, individu akan berusaha untuk melakukan penyesuaian diri. Bila individu mengalami kegagalan, maka individu tersebut akan meninggalkan lingkungan kerjanya. Proses inilah yang disebut sebagai penyesuaian diri dalam lingkungan kerja.

Kepuasan Kerja

Robbins (1996) mendefenisikan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Sementara menurut Berry (1998), kepuasan kerja adalah sikap kerja yang meliputi elemen kognitif, afektif, dan perilaku, yang diperkirakan memberi pengaruh pada sejumlah perilaku kerja. Locke (dalam Berry, 1998) mengatakan bahwa kepuasan kerja sebagai reaksi individual terhadap pengalaman kerja dan diartikan sebagai komponen kognitif dari pengalaman kerjanya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap atau perasaan karyawan terhadap aspek-aspek yang menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai pekerjaan sesuai dengan penilaian masing-masing pekerja.


Perubahan Dalam Persediaan dan Permintaan serta Berganti Pekerjaan

1. Keluar (exit) -> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.

2. Menyuarakan (voice) -> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan.

3. Mengabaikan (Neglect) -> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk. Termasuk misalnya sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat makin banyak.

4. Kesetiaan (loyalty) -> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.




B.   Waktu Luang

Pengertian
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011).
dapat disimpulkan bahwa waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup yang efektif dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif.



Bagaimana Menggunakan Waktu Luang Secara Positif
    
      1.    Buat rencana untuk mengisi waktu luang anda
Jangan Anda berpikir dalam hal apa yang Anda pikir harus lakukan, tetapi apa yang Anda tahu akan membuat Anda merasa lebih produktif, terlibat dan puas dalam hidup. Berikut adalah beberapa cara perencanaan mungkin bagi Anda :
  • ·         Tuliskan daftar hal-hal yang Anda ingin lakukan dalam waktu luang Anda. Anda dapat melakukan cara apapun yang Anda suka, atau memperlakukan semuanya jika itu sama-sama penting, karena itu terserah Anda.
  • ·    Membuat jurnal tentang kehidupan Anda dan mencakup bagaimana Anda ingin menjadi lebih hidup.
     ·         Pastikan untuk menggambarkan aktivitas. Anda sedang mencoba di waktu luang Anda            sehingga Anda bisa mengevaluasi mana yang layak dilakukan atau tidak.
  • ·        Buat papan visualisasi yang menetapkan cara-cara di mana Anda ingin menghabiskan waktu luang di masa depan.


     2.    Tinggalkan hal-hal kurang bermanfaat

    Jika Anda ingin merasakan waktu luang Anda benar-benar berguna, maka anda harus memasukan hal-hal berguna tidak luput dari semangat didalamnya. Alasan untuk ini adalah bahwa waktu luang Anda diperlukan untuk menyegarkan Anda dan meningkatkan energi Anda, kreativitas Anda, dan rasa percaya diri Anda. Jika membiarkan kegiatan duniawi biasa di kehidupan sehari-hari menyusup ke waktu luang Anda dengan dalih semoga menjadi "berguna", Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dari waktu luang Anda dan Anda akan memiliki batasan yang sangat longgar antara waktu bebas dan sisa waktu Anda, sehingga bisa mendevaluasi waktu luang Anda.

3. Memperluas zona kenyamanan

    Salah satu cara yang bagus untuk mendapatkan dan menggunakan waktu luang menjadi berguna adalah menemukan hal-hal baru. menemukan sesuatu yang dirasa bahwa Anda memiliki dimensi kepada diri sendiri yang bahkan anda tidak menyadari sebelumnya. Dengan melangkah diluar zona kenyamanan waktu luang Anda menjadi perjalanan yang berguna, membantu Anda untuk tumbuh dan penemuan diri. Selain itu juga dapat membantu Anda untuk tetap tertarik dengan memicu rasa ingin tahu Anda, dan memperluas kesadaran Anda. 

Beberapa hal yang mungkin dipertimbangkan untuk melakukan ini meliputi : 
  • Mencoba hal-hal baru
  • Melakukan yang Anda suka pada masa lampau
  • Menikmati tantangan yang terlibat dalam memperbarui minat Anda
  • Tuliskan sesuatu yang merangsang dan berenergi
  • Carilah kegiatan dan pengalaman yang akan membawa Anda


 4. Ubah pendekatan untuk penggunaan media

    Matikan TV, radio atau semacamnya dan biarkan keluar dari waktu luang Anda. Pikirkan cara-cara kreatif untuk menggantikan media diwaktu luang Anda. Internet memungkinkan untuk bertanggung jawab atas masukan yang beredar melalui media, menyediakan Anda dengan kesempatan untuk mengubah waktu luang Anda menjadi sarana untuk menjadi kreatif, pesan praktis, atau informatif yang mungkin Anda ingin berbagi dengan dunia. Atau mungkin Anda dapat menulis beberapa puisi atau cerita pendek dan menambahkannya keblog dengan orang yang sedang berseluncur didunia maya. Ini berguna untuk waktu luang, Anda akan menggali kreativitas Anda dan memberi orang lain sesuatu yang mereka dapat menghargai atau belajar dan menikmati dari sebagian hasilnya.

5. Sukarela bersosialisasi

   Jika Anda memiliki cukup waktu luang untuk memberikan waktu kepada orang lain yang membutuhkan, kenapa tidak ?. ini bisa menjadi cara yang sangat memenuhi untuk memberikan kembali kepada publik atau masyarakat dan bahkan lebih baik, Anda bisa memilih menjadi relawan apa sesuai dengan apa yang Anda harapkan dan percaya, dan apa yang Anda anggap paling penting. Reputasi melalui relawan menjadi pengalaman yang sangat memuaskan yang membantu banyak orang lain. Beberapa ide untuk bersosialisasi mencakup pekerjaan badan amal, misalnya saja bergotong royong, pekerjaan hewan (penyelamatan hewan atau pelatihan) dan sebagainya. kegiatan ini dapat memberikan diri Anda beberapa variasi baik dalam pengalaman dan orang yang Anda temui.

6. Pertimbangkan reorientasi gaya hidup
Jika menemukan waktu luang Anda telah terhambat karena harus berurusan dengan rumah besar (pekerjaan rumah tangga). Mungkin anda perlu bergerak lebih dekat ketempat dimana ada banyak kegiatan yang Anda lebih suka melakukannya dan yang tidak ditawarkan pada umumnya. Hindari melihat perampingan karena merampas diri Anda dari suatu standar tertentu. Setelah Anda membebaskan diri dari kebutuhan tertentu Anda akan segera belajar bahwa waktu Anda akan terasa lebih bernilai.


Beberapa kegiatan mengisi waktu luang diantaranya menurut beberapa ahli :

            a. Relaxation Activity (Kegiatan Relaksasi) Menurut Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007) kegiatan relaksasi diantaranya kegiatan relaksasi aktif misalnya: membetulkan alat rumah tangga atau berbenah rumah, memperbaiki sepeda motor. Kegiatan tersebut sifatnya produktif cenderung meningkatkan ketrampilan dan harga diri. Selain itu bisa melakukan relaksasi pasif dengan cara menonton televisi, mendengarkan musik, dan membaca tulisan ringan. Namun terlalu banyak melakukan kegiatan relaksasi pasif akan membuat kehilangan waktu untuk kegiatan yang lebih produktif.

            b. Entertainment Activity (Kegiatan Hiburan) Fine, Mortimer, & Robert (Broderick & Blewitt, 2006), menyebutkan bahwa kegiatan hiburan atau rekreasi dapat mempromosikan penguasaan keterampilan, seperti olahraga partisipasi, hobi, dan kesenian atau mungkin lebih murni rekreasi seperti bermain video game, melamun atau nongkrong dengan teman-teman Menurut Ahmad H. Kanzun (2002: 68) Kegiatan olahraga termasuk dalam salah satu kegiatan yang positif dan terarah. Karena dengan berolahraga, remaja dapat menjaga kondisi tubuhnya agar selalu sehat dan dapat melakukan segala aktifitasnya.







Sumber :

Pekerjaan dan Waktu Luang

 A.   Mengubah Sikap Terhadap Pekerjaan

                     Definisi Nilai Pekerjaan
Ada suatu pandangan konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah adalah bentuk hukuman bagi manusia akibat dosa, yang membuat orang yang berakal sehat harus bekerja giat untuk mempertahankan eksistensi dirinya. Sekecil apapun bentuk pekerjaan yang dilakukan tapi jika memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari perencanaan besar maka tidak ada perasaan yang muncul dalam mengerjakan pekerjaan. Hal ini dapat terjadi karena sangat bergantung pada pola berpikir terhadap pekerjaan itu sendiri.

                  Definisi Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Kerja mulai dipahami sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga, secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang saling mendukung. Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.


  
                  Apa Yang Dicari Dalam Pekerjaan

1.    Untuk menafkahi keluarga
2.    Untuk mencari pengalaman
3.    Untuk mengasah ketrampilan dan keahlian
  
     
     
      B.   Proses Dalam Memilih Pekerjaan

                  Fase-fase Identitas pekerjaan
Fase remaja sangat penting untuk dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase usia selanjutnya akan rentan terganggu. Apalagi tugas perkembangan yang utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan.


C.   Memilih Pekerjaan yang Cocok

                  Hubungan Antara Karakteristik Pribadi dan Karakteristik Pekerjaan Dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok

1.     Konvensional yaitu memiliki kepribadian yang menyukai dengan aturan, prosedur tetap, jadwal, instruksi ketimbang harus berfikir dengan ide kreatif. Pekerjaan yang tepat untuk pribadi konvensional ini adalah akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan, dan penulis teknis.

2.    Realistik adalah orang yang menyukai hasil akhir, menyukai persoalan dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan. Pekerjaan yang baik untuk tipe realistik adalah ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci. 

3.    Sosialis yaitu orang yang senang dengan kegiatan sosial membantu penderitaan orang banyak. Mereka pandai berkomunikasi, bekerjasama dengan team dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Pekerjaan bagus adalah pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, relawan dan motivator.

4.    Penyelidik merupakan orang yang senang bekerja sendiri, menyelidiki sesuatu, menggunakan logika, menyelesaikan masalah dan misteri, menyatukan masalah yang tercerai, presisi, dan ilmu pasti. Profesi yang tepat yaitu analis sistem komputer, optometris, profesor ilmu alam, insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.

5.   Wirausahawan yaitu orang yang pandai melihat peluang dan berani mengubahnya untuk suatu keuntungan.

Ada beberapa tips untuk memilih pekerjaan yang cocok :

1.    Memutuskan untuk beralih lebih awal daripada kemudian
2.    Luangkan waktu untuk menemukan pekerjaan baru Anda
3.    Fokus pada apa yang Anda suka di tempat kerja, bukan pada apa yang Anda benci
4.    Abaikan gaji
5.    Abaikan detail relevan lainnya
6.    Mintalah apa yang Anda inginkan
7.    Membuat pekerjaan yang besar
8.    Buatlah diri Anda bebas untuk meninggalkan





Sumber :

Sabtu, 02 Mei 2015

Cinta dan Perkawinan




   Definisi perkawinan menurut Atwater(2005), menurutnya : Marriage is the state of being married, usually the legal union of two people.
Dalam definisi tersebut, perkawinan dinyatakan sebagai bersatunya secara hukum antara dua orang. Di Indonesia, perkawinan dijabarkan dalam UU No. 1 tahun 1974. Jadi bisa ditarik kesimpulan, bahwa sebuah perkawinan pada dasarnya adalah hubungan yang relatif permanen antara pria dan wanita, yang diakui secara hukum dan social dan melegimitasi hubungan seksual antar keduanya, dan menetapkan pembagian tugas antar pasangan dalam berbagai aspek yang termasuk dalam mengasuh anak dan ekonomi agar tercapainya suatu keluarga yang bahagia. Tujuan perkawinan secara garis besar untuk membentuk suatu keluarga dan bersifat selama-lamanya atau kekal.



   A.   Memilih pasangan
    
   Bagaimana dalam memilih pasangan ? ada beberapa hal yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut yaitu :

1.    Pacaran, 


ada beberapa tahapan yakni
a. Casual dating
  Pada tahap ini biasanya individu melakukan dating dengan beberapa individu pada saat yang sama (kadang – kadang lebih dari satu dalam satu malam).

b. Regular dating
  Pada tahap ini individu lebih sering melakukan dating hanya pada satu orang saja, dating dengan orang lain mulai berkurang atau sama sekali berhenti.

c. Steady dating


  Pada tahap ini hubungan dating sudah lebih serius dan ditandai dengan adanya komitmen diantara pasangan, yaitu ditandai denagn adanya pemberian suatu symbol komitmen tersebut. Misalnya dengan memberikan cincin atau kalung. Apapun yang diberikan sebenarnya yaitu hanya untuk menandakan atau memberitahukan (signify) orang lain bahwa pasangan datingnya sudah ada yang punya dan hubungan tersebut serius.

d. Engagment
   Pada tahap ini pasangan memberitahukan kepada orang banyak bahwa mereka menikah dan secara tradisional biasanya ditandai dengan cincin berlian atau penggantinya sebagai pasangan tunangan dan pasangan yang akan dinikahi pada masa yang akan dating.

2.    Ada beberapa hal untuk memilih pasangan


  • ·    Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah kamu dapat menerima kekurangan tersebut atau tidak.
  • ·         Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
  • ·         Bisakah kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
  • ·         Intropeksi diri atau mencari kesalahan?
  • ·         Mengenal perbedaan pria dan wanita.
  • ·         Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.

  


  B.   Hubungan dalam perkawinan

  • Seluk beluk hubungan dalam perkawinan

Biasanya salah satu tanda kegagalan dalam perkawinan yaitu perceraian. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Perceraian adalah suatu perpisahan antara suami istri.     

Banyak masalah yang dapat terjadi dalam suatu hubungan keluarga yaitu diantaranya :
Ø  kesulitan dalam ekonomi keluarga yang tidak tercukupi
Ø  perbedaan dalam pemikiran, sifat, prinsip, dan watak
Ø  hubungan antar keluarga yang kurang baik
Ø  adanya wanita idaman lain (WIL) atau pria idaman lain (PIL)
Ø  masalah harta warisan
Ø  kesalahpahaman antara kedua belah pihak

Dari masalah diatas biasanya yang menjadikan alasan seseorang memutuskan untuk mengambil tindakan bercerai yakni kesalahapahaman dan perbedaan dalam prinsip yang terjadi dalam perkawinan. Dari kedua hal tersebut dapat memicu misskomunikasi. Tanpa kesadaran hal tersebut dapat membuat mereka sulit dalam menghadapi problem apapun. Komunikasi yang baik dan intern dapat melahirkan sikap saling terbuka dan suasana keluarga yang nyaman. Tuhan pun memerintahkan agar setiap istri mematuhi dan menaati perintah suaminya seperti menaati perintah Tuhan dan suamipun harus mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri. Namun pada kenyataannya tidak banyak orang yang dapat melakukannya.
Sikap yang tidak peduli antar satu sama lain dan gengsi untuk meminta maaf menjadi berkurang semangat dalam menyelesaikan masalah. Pada akhirnya suami istri mengambil keputusan yang tidak efektif yaitu perceraian. Berdasarkan banyak penelitian di dunia barat (Myers, 2002), terdapat beberapa faktor yang perlu di perhatikan agar cinta tetap ada dalam perkawinan dan perkawinan tetap lestari, yaitu:
1. Orang menikah dalam usia yang matang untuk hidup dalam hubungan suami dan istri.
2. Orang mengalami tumbuh kembang di bawah pengasuhan orang tua yang lengkap.
3. Hubungan yang cukup lama sebelum perkawinan.
4. Orang memiliki pendidikan yang baik.
5. Orang memiliki penghasial yang cukup.
6. Orang tinggal dalam kota kecil.
7. Orang tidak hidup bersama atau hamil belum menikah.
8. Orang memiliki komitmen religus diantara kedua belah pihak.



   C.   Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan

Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.



  D.   Perceraian dan pernikahan kembali

Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.



Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama. 
Seperti salah satu firman Tuhan yang tidak setuju dengan perceraian dalam Matius 19:4-6
19:4 Jawab Yesus : “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki – laki dan perempuan?
19:5 Dan firman-Nya : Sebab itu laki – laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia
Jika perceraian itu terjadi, Rasul Paulus menasehatkan “jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya”. Karena bagaimanapun Allah tidak setuju terhadap perceraian (Maleakhi 2:16 ; Matius 19:4-6). Tuhan memperingatkan agar manusia kembali pada fitrahnya, yaitu bahwa sejak semula Allah men-design intuisi perkawinan dengan mempersatukan dua menjadi satu bagian.



   E.   Alternatif selain pernikahan

Hidup sendiri (single life) adalah salah satu pilihan hidup yang ditempuh seorang individu. Hidup sendiri berarti ia sudah memikirkan resiko yang akan timbul sehingga mau tidak mau ia harus siap menanggung segala kerepotan yang muncul dalam perjalanan hidupnya
Faktor-faktor Keinginan Hidup Sendiri :
a) Masalah ideologi atau panggilan agama
b) Trauma perceraian
c) Tidak memperoleh jodoh, misalnya ingin hidup sendiri (menjanda atau menduda dan tidak mau menikah lagi)
Nilai Positif dan Negatif Hidup Sendiri :
    1. Segi Positif Hidup Sendiri
a) Memperoleh nilai kebebasan. Individu merasa dapat menikmati kebebasan melakukan berbagai aktivitas tanpa ada yang mengganggunya.
b) Kemandirian dalam pengambilan keputusan.
    2. Segi Negatif Hidup Sendiri
Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan seksual. Setiap orang yang menginjak masa dewasa muda, baik laki-laki maupun perempuan, tidak dipungkiri memiliki dorongan biologis yang bersifat alamiah. Bila ia hidup sendiri, kemungkinan besar seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual.









Sumber :
Atwater, E. (1993). Psychology of adjustment (2th ed). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Atwater, E., & Duffy, K. G. (1999). Psychology for living adjustment, growth, and behavior today (6th ed). New Jersey:Prentice Hall, Inc.