Gajah
putih atau White elephant, sering
kali disandarkan pada satu wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia,
Kamboja, Laos dan Myanmar. Tepatnya adalah negeri Thailand yang memiliki luas
lima ratus sepuluh ribu kilometer. Negeri yang dikenal memiliki toleransi
sangat tinggi pada kebebasan beragama. Di negara – negara yang menganut Buddha
ini hewan berbelalai panjang ini memang dianggap sebagai salah satu hewan suci.
Hewan satu ini malah dianggap bisa memberikan kebahagiaan dan kekuasaannya bagi
pemeliharanya.
Binatang yang di anggap suci
Bagi
kerajaan Thailand, gajah putih adalah binatang suci yang menyimbolkan
kekuasaan. Keberadaanya merupakan pertanda baik pada nasib dan kekuasaan. Raja
Negeri Thailand Rama IX diyakini mencapai tingkat religious yang tinggi dalam
kepercayaan setempat.
Alasanya
karena dia berhasil mengumpulkan sepuluh gajah suci dari berbagai tempat.
Teknologi komunikasi pada zaman ini sangat mendukung tingkat pencapaian
tersebut. Semakin banyak jumlah gajah suci, maka diyakini semakin baik nasib
kerajaan tersebut.
Gajah
albino dengan tingkat warna putih yang dominan harus diperlakukan istimewa.
Sang pemilik gajah harus melakukan pemeliharaan yang cermat dan baik. Perlakuan
khusus ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Maka hanya golongan bangsawan
atau seorang raja yang mampu melakukan perawatan mahal tersebut.
Selain
itu, pemeliharaan yang kurang baik diyakini akan mengakibatkan nasib buruk,
kebangkrutan usaha, hilangnya kekuasaan, dan malah kehancuran. Maka dalam
mempertahankan kekuasaan, seringkali seorang pengusaha memberikan hadiah gajah
suci itu kepada orang yang dianggap musuh.
Gajah putih untuk melanggengkan kekuasaan
Dalam
kepercayaan Hindu, India dan Indonesia. Dikenal seekor gajah yang diberi nama
Airawata. Gajah ini digambarkan sebagai seekor gajah besar yang memiliki
kemampuan terbang di angkasa luas. Dialah raja dari semua spesies gajah di
dunia. Gajah dengan kulit tubuh berwarna putih ini diyakini sebagai binatang
suci peliharaan Dewa Indra.
Gajah
albino juga dimiliki Myanmar. Jenderal Than Shwe sebagai penguasa Myanmar
meyakini bahwa dirinya salah satu keturunan sah tahta raja Burma. Klaim ini
sangat dibutuhkan untuk melegitimasi secara histori pada absahan dan kelayakan
identitas pewaris sah dari raja sebelum – sebelumnya.
Menurut
informasi, pada tahun 2010 jenderal tersebut memiliki tiga ekor gajah yang
memiliki warna merah muda dan satu ekor gajah dengan warna abu. Namun tetap
saja gajah tersebut dikategorikan gajah warna putih yang melegenda. Ketiga
gajah itu dipelihara dalam bangunan pavilium di wilayah Yangon.
Di
daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Gajah dengan warna putih albino sangat popular
dalam kesenian Tari Guel. Tari ini merupakan bagian dari tradisi budaya Gayo.
Di wilayah daratan tinggi Gayo, terdapat satu kabupaten yang diberi julukan
Bumi Gajah putih. Tepatnya disandarkan pada Kabupaten Bener Meriah, Aceh
Darussalam.
White
elephant lebih membutuhkan biaya besar disbanding kegunaannya. Tetapi binatang
ini memiliki nilai komersial yang tinggi. Dengan keyakinan tertentu, sangat
terkait dengan nasib baik pemiliknya. Maka bagi penguasa, gajah istimewa ini
menjadi syarat dan strategi untuk melanggengkan kekuasaannya. Anda tertarik
memiliki gajah albino agar memiliki kekuasaan yang langgeng ? kalau mempunyai
jiwa ingin selalu berkuasa, apapun akan dilakukan.
Tidak
bagi orang yang bijaksana. Keyakinan bahwa setiap awalan pasti ada akhiran,
akan membuat orang yang bijaksana ini mundur dari kekuasaan ketika ia merasa
telah berhasil menjadikan hampir semua rakyatnya hidup senang. Ia tidak bangga
ketika diakhir kekuasaannya keluarganya tambah kaya, hartanya membengkak
sementara rakyatnya menderita. Langgengnya suatu kekuasaan itu harusnya ada
hati rakyat yang dipimpin.
Walaupun
ia tidak berkuasa secara harafiah, sesungguhnya ia tetap menguasai hati
rakyatnya. Inilah pemimpin yang sesungguhnya. Tidak akan abadi kekuasaan yang
dipaksakan dengan memberikan rasa takut atau rasa tidak nyaman di hati rakyat.
Pemimpin yang sebenarnya itu tidak akan membuat rakyatnya merasa harus
melakukan sesuatu. Rakyat akan melakukan apapun yang dikatakan pemimpin karena
mereka tahu bahwa apa yang dilakukan itu baik untuk mereka dan bukannya demi
kepentingan sang penguasa.
Sayangnya
tidak banyak pemimpin yang seperti itu. Mereka ingin terus berkuasa demi
kepentingan pribadi dan kepentingan perut serta wilayah dibawah perutnya.
Kekuasaan yang tak terlepas dari prinsip tahta, harta dn wanita. Inilah yang
membuat para penguasa yang tak memahami makna kekuasaan yang sesungguhnya rela
melakukan banyak hal termasuk melakukan hal – hal yang bertentangan dengan
hukum demi kelanggengan kekuasaan itu sendiri.
Bahkan
semua anggota keluarganya pun ikut serta dalam kekuasaan itu sehingga benteng
berlapis akan terbentuk. Dengan demikian semakin kuatlah kuasa keluarga itu
terhadap wilayah yang mereka pimpin. Tidak heran juga banyak orang yang
oportunis yang mendekat kepada penguasa seperti ini demi mendapatkan jatah
kekuasaan walaupun sedikit. Kekuasaan itu memang identik dengan harta yang
menggiurkan.
Penghormatan
yang didapatkan oleh banyak orang menjadi salah satu hal yang menyenangkan
sehingga banyak penguasa yang tidak mau kehilangan semua hak yang begitu indah
itu. Kalau bisa, hingga mereka matipun orang akan tetap mengagungkannya.
Pembuatan patung atau nama jalan dengan namanya hingga diabadikan dalam bentuk
uang dan museum. Keinginan demi keinginan yang tidak masuk akal orang bijaksana
mungkin telah membuat banyak orang yang sedang berkuasa menjadi hilang kendali
atas hatinya.
Sumber : http://www.anneahira.com/gajah-putih.html